Riset Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) menunjukkan 74 persen responden menilai Presiden Joko Widodo akan mendukung capres PDIP Ganjar Pranovo pada Pilpres 2024. Ahmad Khoirul Umam, Ketua Harian Indostrategic, mengapresiasi dukungan tersebut. disediakan oleh Jokowi sebagai pengurus partai PDIP.
“Karena masyarakat memang menganggap Pak Jokowi pengurus partai PDIP, maka Presiden Jokowi mendukung Pak Ganjar Pranowo 74 persen,” kata Survei Nasional Umam dalam publikasi Continuity vs Change:
Dinamika Peta Politik Menuju Pemilu 2024,” Jakarta, Jumat 14 Juli 2024.
Namun, ada beragam data bagaimana elit politik mendukung Jokowi sebagai calon presiden. Sebagian besar elite menilai dukungan Jokowi berangsur-angsur bergeser ke Prabowo Subianto. “Di tingkat elit, cukup jelas dukungan Pak Jokowi sudah mulai bergeser ke Pak Prabowo Subianto dan persiapan pilkada berpengaruh positif terhadap kualifikasi Pak Prabowo Subianto sendiri,” kata Umam.
Dari segi elektoral, Umam menyebut hanya 19,3 persen penduduk yang memilih Jokowi pada Pilpres 2024. Menurut dia, sekitar 56,6 persen memilih tidak memilih calon presiden Jokowi. Sedangkan 21 persen masih ragu-ragu dan 3,1 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
“Siapa pun yang berkepentingan dengan hal ini dapat menghubungi mereka yang sejalan dengan Presiden Jokowi, atau sebaliknya, mereka yang tidak sejalan.” Jelas, ini masih dipengaruhi oleh posisi presiden sendiri yang ambigu," tambah Ahmad.
Hal ini juga sejalan dengan informasi lain yang diperoleh Indostrategic tentang calon Presiden Jokowi di Pilpres 2024. Padahal, 64,4 persen menilai Jokowi harus netral di Pilpres 2024. Netral,” ujarnya.
Kemudian 15,5 persen lainnya dari jajak pendapat mengatakan Presiden Jokowi harus mengambil garis abu-abu, dan 16,4 persen dari mereka yang disurvei sangat ingin Presiden memihak. Survei dilakukan pada tanggal 9 hingga 20 Juni 2023 dengan menggunakan metode random sampling yaitu. pengambilan sampel acak bertingkat. Ada 1.400 responden yang memenuhi syarat atau sudah menikah dari 38 provinsi di seluruh Indonesia. Survei tersebut menggunakan wawancara tatap muka sebagai teknik pengumpulan data, dan tingkat kesalahan sebesar 2,62 persen.